Renungan Harian Katolik Jumat 27 Oktober 2023

Renungan Harian Katolik Jumat 27 Oktober 2023, Bacaan Injil Lukas 12:54-59 (Baca Alkitab – Klik disini)

Bacaan I: Rm. 7:18-25a Mazmur 119:66,68,76,77,93.94 Bacaan Injil: Luk. 12:54-59 Hari Biasa Pekan XXIX Warna Liturgi Hijau.

Bacaan Injil Jumat 27 Oktober 2023 – Lukas 12:54-59

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan.’ Dan hal itu memang terjadi.

Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik.’ Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?

Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.

Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”

Renungan Harian Katolik Jumat 27 Oktober 2023, Bacaan Injil

Dalam Injil hari ini, rasa frustrasi Yesus terhadap orang-orang Farisi muncul dengan keras dan jelas. Dia menantang mereka untuk berpikir dan berefleksi dengan baik dan kemudian menilai sendiri apa yang tampaknya benar.

Yesus ingin kita menyelesaikan masalah di antara kita sendiri daripada berlari ke “Ibu” atau “Ayah” atau siapa pun hakim yang kita andalkan untuk memberi tahu kita apa yang benar.

Daripada lari ke orang lain, mungkin lebih baik untuk berkonsultasi dengan hati dan pikiran kita sendiri ketika kita perlu menilai atau membuat keputusan. Jauh di dalam diri kita, kita semua memiliki pengetahuan tentang apa yang benar-benar hal yang benar untuk dilakukan – suara Tuhan. Sayangnya, terlalu sering kita tidak mendengarkan suara ini. Kita mempercayai suara-suara lain daripada suara Tuhan yang kita dengar di dalam hati kita.

Saat Kristus dinyatakan dalam tanda-tanda yang harus dibaca dalam kepekaan, yang dimaksudkan dengan “saat” itu adalah saat keselamatan, saat kedatangan Kerajaan Kristus.

Mengabaikan kesempatan berahmat itu akan berakibat bisa menjadi tragedi dalam hidup manusia. Sehingga untuk itu, dibutuhkan ketegasan dan disiplin diri.
Nah, bila orang mau setia pada Kristus, ia dituntut membaca kehadiran-Nya dan menjadikan kehadiran-Nya itu berbicara bagi zaman ini.

Maka, orang-orang Kristen perlu menyadari apa yang hidup dalam zaman ini sehingga warta Kristus bisa berbicara terhadap kepentingan zaman tersebut. Dengan kata lain pewartaan akan Kristus yang kita lakukan haruslah berbuah, menghasilkan sesuatu yang berguna demi keselamatan manusia.

Hanya orang yang sungguh terlibat dalam situasi dan kondisi kehidupan ini, seperti para petani, mampu membaca dan memahami tanda-tanda alam; demikian juga orang Kristen perlu terlibat pada Kristus dan zaman ini untuk menemukan apa yang perlu bagi kehidupan ini.

Sadarilah Kristus selalu hadir di tengah-tengah kita, pada setiap waktu dan sampai akhir zaman. Apakah kita selalu menyadari kehadiran-Nya. Apakah kita dapat melihat dan membaca tanda-tanda zaman di mana Dia selalu hadir?

Apakah kita mempunyai nyali untuk mewartakan dengan memberi kesaksian, menghayati dan menghidupi apa yang dikehendaki Tuhan Yesus? Jangan-jangan kita sudah terpenjara oleh keinginan-keinginan pribadi sehingga “Engkau tidak akan akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.” (Luk 12,59)