Renungan Harian Katolik Kamis 19 Oktober 2023, Bacaan Injil Lukas 11:47-54 (Baca Alkitab – Klik disini)
Bacaan I: Rm. 3:21-30 Mazmur 130:1-2,3-4b,4c-6 Bacaan Injil: Luk. 11:47-54 Peringatan Fakultatif Yohanes de Brebeuf dan Isaac Jogues, Paulus dr Salib Pekan XXVIII Warna Liturgi Hijau.
Daftar isi
Bacaan Injil Kamis 19 Oktober 2023 – Lukas 11:47-54
Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah seorang Farisi, Yesus berkata, “Celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka.
Dengan drmikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kalian membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata, ‘Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul.
Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.
Bahkan Aku berkata kepadamu, ‘Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.’ Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi.”
Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus-menerus mengintai, dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-nya.
Renungan Harian Katolik Kamis 19 Oktober 2023, Bacaan Injil
Akhir dari kritikan Yesus kepada orang banyak dalam perikopa ini adalah orang-orang semakin berusaha untuk membinasakan Yesus. Mereka mengerahkan banyak energy untuk menjebak dan menghancurkan Yesus.
Betapa tidak demikian, Yesus sudah mengkritik mereka sedalam dalam dan bisa jadi sangat menyakitkan.
Yesus menguraikan panjang lebar pengajaran-Nya yang jelas-jelas dipakai untuk mengkritik pihak-pihak tertentu.
Mereka yang sakit hati pastilah akan berusaha bagaimana caranya supaya Yesus tidak berbicara lagi.
Berhadapan dengan itu, Yesus nampaknya tidak gentar. Ia tetap menyatakan kebenaran dan mengajak orang untuk memperbaiki hidup mereka.
Membutuhkan pengetahuan dan keberanian besar untuk bersikap seperti yang Yesus lakukan. Hanya ada segelintir orang yang berani berbuat seperti itu. Resikonya adalah kematian. Tetapi Yesus mengambil resiko itu.
Belajar dari sikap Yesus, apakah sejauh ini kita berani mengatakan yang benar meski akibatnya disingkiri banyak orang?
Bisa jadi sikap yang sering kita ambil adalah mencari aman, bersikap damai-damai saja, tidak mau mengambil resiko dengan mengatakan kebenaran.
Dalam bulan misi luar biasa ini, kita bisa membangun niat misi yang konkret, yakni tetap berani mengatakan yang benar meski resikonya tidak mudah.