Renungan Harian Katolik Kamis 5 Oktober 2023

Renungan Harian Katolik Kamis 5 Oktober 2023, Bacaan Injil Lukas 10:1-12 (Baca Alkitab – Klik disini)

Bacaan I: Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mazmur 19:8,9,10,11; Bacaan Injil: Luk. 10:1-12 Pekan XXVI.

Bacaan Injil Kamis 5 Oktober 2023 – Lukas 10:1-12

Pada waktu itu Tuhan menunjuk tujuh puluh dua murid. Ia mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Berkatalah Ia kepada mereka, “Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.

Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

Kalau memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya.

Tetapi jika tidak, maka salammu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ.

Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’. Tetapi jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah, ‘Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu.

Tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat’. Aku berkata kepadamu, pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”

Renungan Harian Katolik Kamis 5 Oktober 2023, Bacaan Injil

Dalam bacaan injil hari ini ialah Yesus mengutus tujuh puluh murid dan mengutusnya pergi. Berdua-dua. Menjadi utusan berarti harus memiliki mentalitas yang kuat.

Mengapa? Karena dalam perutusan itu, pasti selalu ada orang yang menerima esame yang menolak. Menjadi utusan Tuhan, dituntut untuk berani mengandalkan Tuhan dalam perutusannya.

Orang yang utus diajak untuk terus-menerus semakin beriman kepada Tuhan. Maka, dalam bacaan ini mengajak kita semua umat beriman untuk bermenung atas perutusan kita masing-masing.

Kita semua diutus Tuhan untuk menjadi pewarta sukacita Kerajaan Allah. Ingatlah untuk tidak mengandalkan diri sendiri, bekerja sendiri, atur sendiri, atau bahkan menjadikan diri kita sebagai pusat.

Yesus selalu memberi kita teman untuk berkarya, karena karya perutusan bukan milik kita sendiri. Dengan demikianm, mari berbagi sukacita Kerajaan Allah dengan membangun persekutuan dan kebersamaan dengan sesama kita. Semoga Tuhan Memberkati.