Renungan Harian Katolik Selasa 12 September 2023, Selasa Pekan Biasa XXIII, Warna Liturgi Hijau.
Bacaan Pertama – Bilangan 21:4-9
“Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup.”
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air!
Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati.
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”
Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan – Mzm. 78:1-2.34-35.36-37.38
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu, bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
Bacaan Kedua – Filipi 2:6-11
“Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia.”
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil – PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Bacaan Injil – Yohanes 3:13-17
“Anak manusia harus ditinggikan.”
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 12 September 2023
Karena itulah Ia mengutus Yesus Kristus, Putera tunggal-Nya untuk memulihkan kembali hubungan kita dengan Allah Bapa yang putus akibat dosa dan maut. Dia dating ke dunia “…bukan untk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya”.
Penderitaan yang dahsyat, sengsara yang mengerikan sampai wafat di kayu salib merupakan konsekuensi dari pilihan Allah yang mau menyelamatkan dan membahagiakan umat manusia.Sulit dipahami mesteri kasih Allah ini.
Kesulitan, penderitaan, dan aneka persoalan yang kita alami merupakan bagian dari salib kehidupan selama di dunia ini.Mengalami pengalaman”salib” ini, tidak berarti bahwa Tuhan tidak menyertai dan memberkati kita.
Maka, ketika kita mengalami aneka persoalan itu, hendaklah kita tidak putus asa.Tetaplah berharap pada kasih dan kemurahan Tuhan. Dia pasti akan memberikan kekuatan dan penghiburan agar kita mampu menghadapi semua ini.
Doa Penutup
Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah Bacaan Liturgi dan Renungan Harian Katolik Selasa 12 September 2023.